Halaman

Senin, 25 April 2011

ANAK CUCU GUMAY DI KUTE AJI MENTARE RAMBANG.

ANAK CUCU GUMAY DI KUTE AJI MENTARE RAMBANG.

Sungguh di luar dugaan setelah melihat dari dekat anak cucung Gumay yang menetap di Kute Aji Mentare yang sekarang berubah nama menjadi Desa KAYU ARA Rambang Kuang Kab Ogan Ilir.

Di Kute Aji Mentare merupakan Pusat Pemerintahan semasa RATU PEBUYUTAN (bahasa local) RATU KEBUYUTAN (bahasa Silsilah Gumay). Ratu Kebuyutan adalah generasi ke X (sepuluh) Puyang GUMAY,

Anak Ratu Kebuyutan ade 2 ;

anak pertame : Puteri Renik Gigi (bhs lokal) dan Puteri Renik Dabung (bhs Silsilah) Puteri Renik Dabung mempunyai seorang anak yaitu : NAGE BERINSAN SAKTI.

Anak ke due : RADEN SIMBANG GUMAY . Raden Simbang Gumay adalah anak “DUNDANGAN “ (anak Pintak-an kepada Tuhan) di TANGKAI LANGIT; Ratu Kebuyutan tidak mempunyai anak laki-laki sehingga beliau memohon kepada sang pencipta “seorang anak laki-laki” yang di beri nama Raden Simbang Gumay inilah yang di sebut “ANAK DALAM KUNTUM/LINGGUGH. Semasa merantau ke KURIPAN RANAU beliau di beri gelar SUKE MILUNG.

Raden Simbang Gumay/Suke Milung mempunyai due tapak dan satu makam:

Tapak Pertama di Kute Aji Mentare dan Tapak ke dua di Kuripan Ranau. Sedangkan makam tempatnya di : SELEBUNG/TANAH BERAYUN atau Kute Perasan (bhs lokal) dan Timpe Rasan (bhs Silsilah) daerah ini juga sering disebut : pelimbangan.

Raden Simbang Gumay/Suke Milung mempunyai 9 (sembilan) orang anak; teridiri dari : 7 Laki-laki dan 2 perempuan.

Anak Pertama : Puyang Panjang (Kute Aji Mentare) merupakan Saudara tua dari Puyang Remanjang Sakti (Lubuk Sepang); Puyang Panjang adalah asal muasal/Mule Jadi anak Cucung Gumay ye menetap di Kecamatan Rambang, Kecamatan Lubay dan sekitarnya di Kabupaten Ogan Ilir.

Anak cucung PUYANG PANJANG secara turun temurun (Tumang Nantigiri) sekarang sudah keturunan ke XXII. Wanda M. ROZIE SOIB (90 thn) adelah Jurai Tue Dusun Kayu Ara Rambang Kuang Ogan Ilir.

Ade beberapa Cerita Rakyat yang menarik di Kute Aji Mentare antara lain i;

Seniang Nage Raye;

Gendang Bawak Tume;

Buah kemang Takil-takilan;

Nara Sumber Catatan Kecil ini : Wanda M. Rozie Soib pemuke adat/jurai tue Desa Kayu ara; Wanda Sobri Desa Tanjung Kemale. Di sunting oleh : Yamari Gumay. 06/04/2011

CERITA RAKYAT

Cerita Rakyat:
BUJANG ME ILUNG-ILUNG
Oleh : Drs. YAMARI GUMAY.
Konon disuatu daerah pedalaman terdapat suatu kerajaan, kerajaan ini diperintah oleh seorang raja yang arib lagi bijaksana, wilayah kerajaan  sangat luas, terdiri dari dataran tinggi, lembah serta lautan, Rakyatnya rukun serta damai. Hubungan dengan negeri tetangga pun terjalin sangat baik, sehingga kerajaan ini sangat terkenal di negeri luar.
Pada suatu saat baginda Raja merasa hawatir karena dalam usianya yang sudah renta belum juga mempunyai anak laki-laki sebagai putra mahkota pewaris kerajaan. Baginda mempunyai dua orang puteri yaitu puteri sulung dan putri bungsu.
Suatu ketika puteri bungsu menderita sakit, kondisinya makin lama makin menurun, sehingga paduka mengumpulkan tabib untuk memberikan pertolongan kepada sang puteri, telah banyak tabib yang mencoba untuk memberikan pertolongan tapi sia-sia.
Disisi lain ada seorang  pemuda  yang terselamatkan dalam bencana besar, atas kehendak yang maha kuasa.  Pemuda tersebut selamat dari bencana SERAMPU EMPAT, negerinya tenggelam bersama harta benda dan seluruh mahluk  di negeri itu. Sang pemuda  menyusup dalam “GENDANG BAWAK TUME” dan terdampar di suatu tempat  yaitu sebuah kerajaan di bagian hulu. Disini sang pemuda menetap, dengan kemampuan yang dimilikinya ia dapat bertahan hidup dengan damai bersama-sama penduduk  di pinggiran sungai.  Pemuda ini mempunyai perilaku yang aneh, berjalan sendiri  dari suatu kampung ke kampung yang lain dengan tidak ada tujuan. 
Putri sulung bermimpi, bahwa ada seorang pemuda yang me ilung-ilung tinggal di pinggiran sungai  “dapat memberikan pertolongan untuk dirinya”.  Puteri bungsu  menyampaikan mimpi ini kepada baginda Raja. Raja meminta pendapat  penasehat tentang  makna mimpi dan akhirnya di putuskan untuk segera mencari pemuda “me ilung-ilung”  sebagaimana dalam mimpi.  Diutus hulu balang untuk menjemput  pemuda tersebut.
Tidak berapa lama hulu balang sampai ke kampung di pinggir sungai, betul adanya seorang pemuda tinggal sendiri tanpa sanak saudara.  Hulu balang bertanya : siapa nama ? orang-orang disini memanggil dengan nama : Pemuda Suka me ilung-ilung.  Dari mana ? hamba tidak ingat tuan, negeri kami ditimpa musibah/bencana besar,  negeri kami tenggelam beserta semua harta dan makluk seisinya.
Baik, kami di perintah tuan  raja untuk mengadapkan anda ke Istana. Sesampai di istana bagianda terkesima : begitu gagah dan tampannya pemuda ini.  Selanjutnya di antar ke peristirahatan puteri bungsu,  ternyata puteri bungsu dalam keadaan sakit. Apa yang harus saya lakukan paduka ? mendengar suara ini sang putri langsug bangun dan menatap pemuda suka me ilung-ilung,  ayahanda bila pemuda ini dapat mengambilkan burung TAKUGH di kayu nggeris dalam keadaan hidup maka ia dapat memenangkan sayambara yang ayahanda  umumkan beberapa bulan yang lalu. Baginda Raja menjelaskan tentang sayembara yang di umumkan beberapa bulan yang lalu, yaitu apabila ada seseorang yang dapat menangkap burung TAKUGH dI kayu nggeris dalam keadaan hidup ia akan di jodohkan dengan puteri bungsu.  Sudah banyak pemuda yang mencoba untuk menangkap burung Takugh di kayu nggeris tapi selalu gagal. Pemuda me iling-ilung  mencoba dengan kesaktian yang ia miliki dan dengan meminta / berdo’a kepada Yang Maha Kuasa/yang maha haq. Pemuda menggenggam  tanah lempung (merah) dan melemparkannya ke lubang (sarang) burung Takugh sebagai penutup dan berkata “Rebah”  maka rebahlah kayu nggeris dan burung takugh dapat ditangkap hidup-hidup. burung Takugh di tangkap dan diserahkan kepada Puteri bungsu.  Dengan suka ria putri bungsu menerima burung takugh yang ia idam idamkan.
Pesta pernikahan Putri Bungsu (Rapak Ijah) dengan pumuda  me ilung-ilung  dilaksanakan dengan meriah selama 7 hari 7 malam.  Pada suatu hari yang tepat  baginda raja menobatkan pemuda me ilung-ilung sebagai Putra Mahkota dan berhak menjadi raja yang selanjutnya di beri gelar SUKE MILUNG SAKTI.
Terima kasih dan nantikan cerita selanjutnya.
Penulis mohon ma’af jika ada kata-kata yang kurang berkenan dan atau tulisan yang tidak pantas untuk disajikan.
Bengkulu,  02 April 2011;
Nara sumber : M. ROZIE SOIB (beta witir, Tumang Nantigiri);