Halaman

Senin, 25 April 2011

ANAK CUCU GUMAY DI KUTE AJI MENTARE RAMBANG.

ANAK CUCU GUMAY DI KUTE AJI MENTARE RAMBANG.

Sungguh di luar dugaan setelah melihat dari dekat anak cucung Gumay yang menetap di Kute Aji Mentare yang sekarang berubah nama menjadi Desa KAYU ARA Rambang Kuang Kab Ogan Ilir.

Di Kute Aji Mentare merupakan Pusat Pemerintahan semasa RATU PEBUYUTAN (bahasa local) RATU KEBUYUTAN (bahasa Silsilah Gumay). Ratu Kebuyutan adalah generasi ke X (sepuluh) Puyang GUMAY,

Anak Ratu Kebuyutan ade 2 ;

anak pertame : Puteri Renik Gigi (bhs lokal) dan Puteri Renik Dabung (bhs Silsilah) Puteri Renik Dabung mempunyai seorang anak yaitu : NAGE BERINSAN SAKTI.

Anak ke due : RADEN SIMBANG GUMAY . Raden Simbang Gumay adalah anak “DUNDANGAN “ (anak Pintak-an kepada Tuhan) di TANGKAI LANGIT; Ratu Kebuyutan tidak mempunyai anak laki-laki sehingga beliau memohon kepada sang pencipta “seorang anak laki-laki” yang di beri nama Raden Simbang Gumay inilah yang di sebut “ANAK DALAM KUNTUM/LINGGUGH. Semasa merantau ke KURIPAN RANAU beliau di beri gelar SUKE MILUNG.

Raden Simbang Gumay/Suke Milung mempunyai due tapak dan satu makam:

Tapak Pertama di Kute Aji Mentare dan Tapak ke dua di Kuripan Ranau. Sedangkan makam tempatnya di : SELEBUNG/TANAH BERAYUN atau Kute Perasan (bhs lokal) dan Timpe Rasan (bhs Silsilah) daerah ini juga sering disebut : pelimbangan.

Raden Simbang Gumay/Suke Milung mempunyai 9 (sembilan) orang anak; teridiri dari : 7 Laki-laki dan 2 perempuan.

Anak Pertama : Puyang Panjang (Kute Aji Mentare) merupakan Saudara tua dari Puyang Remanjang Sakti (Lubuk Sepang); Puyang Panjang adalah asal muasal/Mule Jadi anak Cucung Gumay ye menetap di Kecamatan Rambang, Kecamatan Lubay dan sekitarnya di Kabupaten Ogan Ilir.

Anak cucung PUYANG PANJANG secara turun temurun (Tumang Nantigiri) sekarang sudah keturunan ke XXII. Wanda M. ROZIE SOIB (90 thn) adelah Jurai Tue Dusun Kayu Ara Rambang Kuang Ogan Ilir.

Ade beberapa Cerita Rakyat yang menarik di Kute Aji Mentare antara lain i;

Seniang Nage Raye;

Gendang Bawak Tume;

Buah kemang Takil-takilan;

Nara Sumber Catatan Kecil ini : Wanda M. Rozie Soib pemuke adat/jurai tue Desa Kayu ara; Wanda Sobri Desa Tanjung Kemale. Di sunting oleh : Yamari Gumay. 06/04/2011

CERITA RAKYAT

Cerita Rakyat:
BUJANG ME ILUNG-ILUNG
Oleh : Drs. YAMARI GUMAY.
Konon disuatu daerah pedalaman terdapat suatu kerajaan, kerajaan ini diperintah oleh seorang raja yang arib lagi bijaksana, wilayah kerajaan  sangat luas, terdiri dari dataran tinggi, lembah serta lautan, Rakyatnya rukun serta damai. Hubungan dengan negeri tetangga pun terjalin sangat baik, sehingga kerajaan ini sangat terkenal di negeri luar.
Pada suatu saat baginda Raja merasa hawatir karena dalam usianya yang sudah renta belum juga mempunyai anak laki-laki sebagai putra mahkota pewaris kerajaan. Baginda mempunyai dua orang puteri yaitu puteri sulung dan putri bungsu.
Suatu ketika puteri bungsu menderita sakit, kondisinya makin lama makin menurun, sehingga paduka mengumpulkan tabib untuk memberikan pertolongan kepada sang puteri, telah banyak tabib yang mencoba untuk memberikan pertolongan tapi sia-sia.
Disisi lain ada seorang  pemuda  yang terselamatkan dalam bencana besar, atas kehendak yang maha kuasa.  Pemuda tersebut selamat dari bencana SERAMPU EMPAT, negerinya tenggelam bersama harta benda dan seluruh mahluk  di negeri itu. Sang pemuda  menyusup dalam “GENDANG BAWAK TUME” dan terdampar di suatu tempat  yaitu sebuah kerajaan di bagian hulu. Disini sang pemuda menetap, dengan kemampuan yang dimilikinya ia dapat bertahan hidup dengan damai bersama-sama penduduk  di pinggiran sungai.  Pemuda ini mempunyai perilaku yang aneh, berjalan sendiri  dari suatu kampung ke kampung yang lain dengan tidak ada tujuan. 
Putri sulung bermimpi, bahwa ada seorang pemuda yang me ilung-ilung tinggal di pinggiran sungai  “dapat memberikan pertolongan untuk dirinya”.  Puteri bungsu  menyampaikan mimpi ini kepada baginda Raja. Raja meminta pendapat  penasehat tentang  makna mimpi dan akhirnya di putuskan untuk segera mencari pemuda “me ilung-ilung”  sebagaimana dalam mimpi.  Diutus hulu balang untuk menjemput  pemuda tersebut.
Tidak berapa lama hulu balang sampai ke kampung di pinggir sungai, betul adanya seorang pemuda tinggal sendiri tanpa sanak saudara.  Hulu balang bertanya : siapa nama ? orang-orang disini memanggil dengan nama : Pemuda Suka me ilung-ilung.  Dari mana ? hamba tidak ingat tuan, negeri kami ditimpa musibah/bencana besar,  negeri kami tenggelam beserta semua harta dan makluk seisinya.
Baik, kami di perintah tuan  raja untuk mengadapkan anda ke Istana. Sesampai di istana bagianda terkesima : begitu gagah dan tampannya pemuda ini.  Selanjutnya di antar ke peristirahatan puteri bungsu,  ternyata puteri bungsu dalam keadaan sakit. Apa yang harus saya lakukan paduka ? mendengar suara ini sang putri langsug bangun dan menatap pemuda suka me ilung-ilung,  ayahanda bila pemuda ini dapat mengambilkan burung TAKUGH di kayu nggeris dalam keadaan hidup maka ia dapat memenangkan sayambara yang ayahanda  umumkan beberapa bulan yang lalu. Baginda Raja menjelaskan tentang sayembara yang di umumkan beberapa bulan yang lalu, yaitu apabila ada seseorang yang dapat menangkap burung TAKUGH dI kayu nggeris dalam keadaan hidup ia akan di jodohkan dengan puteri bungsu.  Sudah banyak pemuda yang mencoba untuk menangkap burung Takugh di kayu nggeris tapi selalu gagal. Pemuda me iling-ilung  mencoba dengan kesaktian yang ia miliki dan dengan meminta / berdo’a kepada Yang Maha Kuasa/yang maha haq. Pemuda menggenggam  tanah lempung (merah) dan melemparkannya ke lubang (sarang) burung Takugh sebagai penutup dan berkata “Rebah”  maka rebahlah kayu nggeris dan burung takugh dapat ditangkap hidup-hidup. burung Takugh di tangkap dan diserahkan kepada Puteri bungsu.  Dengan suka ria putri bungsu menerima burung takugh yang ia idam idamkan.
Pesta pernikahan Putri Bungsu (Rapak Ijah) dengan pumuda  me ilung-ilung  dilaksanakan dengan meriah selama 7 hari 7 malam.  Pada suatu hari yang tepat  baginda raja menobatkan pemuda me ilung-ilung sebagai Putra Mahkota dan berhak menjadi raja yang selanjutnya di beri gelar SUKE MILUNG SAKTI.
Terima kasih dan nantikan cerita selanjutnya.
Penulis mohon ma’af jika ada kata-kata yang kurang berkenan dan atau tulisan yang tidak pantas untuk disajikan.
Bengkulu,  02 April 2011;
Nara sumber : M. ROZIE SOIB (beta witir, Tumang Nantigiri);

Senin, 11 Oktober 2010

NAGE BERINSANG SAKTI

Oleh : Yamari Gumay

Cerite Clasik, diwe kayangan menciptakan seorang pria ganteng sakti mandraguna yaitu Nage Berinsang Sakti, puyang Nage Berinsang Sakti lahir di bumi sriwijaya diperkirakan tahun 1513 masehi atau kekerabatan ke XI diwe gumay.
Nage Berinsang Sakti penguase atau raje laut melakukan kunjungan ke selat malake, Sungai musi, Sungai ogan, Sungai komering, Sungai lematang. Di Lematang Nage Berinsang Sakti betemu degan seorang puteri cantik jelita yang sedang membelah kayu. Puteri menemui masalah kayu yang disulang dikpacak dibelah, karena panic tidak dapat membelah kayu make puteri berucap “barang siape yang dapat menolong membelah kayu ini untuknya dan apabila suatu saat anak yang dikandungnya perempuan akan djadikan suaminya sedangkan apabila laki-laki akan dajadikan saudara”. Nage Berinsang Sakti dengan menggunakan kesaktiannya dapat menyulang kayu itu dan ter-belah-belah degan baik.

Nage Berinsang Sakti menagih janji.
Sejalan dengan waktu Nage Berinsang Sakti mendatangi puteri menagih janji yang diucapkan 18 tahun yang silam, karene puteri malahirkan seorang perempuan yang diberi nama Putri Renik Dabung maka Nage Berinsang Sakti berhak menjadi suaminya. Dan Puteri sadar apa yang diucapkan 18 tahun silam.
Puteri Renik Dabung mempunyai saudara laki-laki yang bernama Raden Simbang Gumay adalah keturunan ke XI Puyang Gumay, mengetahui bahwa adiknya akan bersuamikan siluman Nage Berinsang Sakti. Raden Simbang Gumay marah besar tidak mungkin adikku akan bersuamikan siluman Nage penguasa raja laut.
Karena Raden Simbang Gumay marah besar dan tidak mau menepati janji ibunya, maka terjadi perselisihan antara siluman Nage dengan Raden Simbang Gumay yang sama-sama sakti mandraguna.
Pertempuran terjadi semua kesaktian dikeluarkan, ucap tungguan dikeluarkan, tujuserampu dilepaskan, bertahun tahun perang dan akhirnya Raden Simbang Gumay kalah karena membela kemunafikan dan Nage Berinsang Sakti berhak menyunting Putri Renik Dabung.
Karena Raden Simbang Gumay kalah dan akhirnya ngential ninggalkan dusun laman, pergi menuju sungai komering sampailah die di suatu kerajaan yng mempunyai wilayah Tulang Bawang . Dalam perjalanan Raden Simbang Gumay menggunakan Jung atau perahu besar membawa peralatan secukupnya.
Raden Simbang Gumay putra mahkota dikawal oleh sejumlah abdi yang setia serta sakti, dilengkapi dengan senjata Kimpalan mekam yang dapat medeteksi suasana buruk baik.
Pada suatu saat ada berita bahwa Raja akan mengadakan sayembara yaitu mencari seorang peria yang mempunyai kemampuan besar, Sabar, jujur dan tangguh untuk dijadikan menantu. Sayembara ini tersebar keseluruh penjuru bumi sriwijaye dan sekitarnye. Pada saat penutupan pendaptaran yang berminat dan melamar sebanyak tujuh orang putra bangsawan termasuk Raden Simbang Gumay. Sayembara dibagi tiga tahapan : tahapan pertama menangkap anak burung enggang diatas kayu ngris, tahapan kedue : ngadekah sirih pinang yang berukuran raksasa, tahapan ketiga jemput putri dalam kelambu.
Begitu ramai rakyat yang ingin menyaksikan sayembara, utusan dari kerajaan tetangga pun ikut menyaksikan syarat pertama yaitu menangkap anak burung enggang dalam keadaan hidup diatas kayu ngris, keyu ngris berukuran besar roda pedati, tinggi 30 depa, anak burung terletak didahan yang tertinggi tidak boleh dipanjat atau peserta naik.
Kesempatan pertame putra bangsawan yang gagah berani mempuyai kesaktian melepaskan busur panah. Panah dilepas tepat mengenai anak burung enggang. Anak burung enggang beserta busur panah jatuh sesaat kemudian anak burung enggang MATI lalu dinyatakan gagal.
Kesempatan kedua putra mahkota yang elok rupawan mempunya keahlian terbang dalam kecepatan tinggi. Huuuup melesat seperti kilat anak burung enggang digenggam dan diserahkan kepada raja, waktu dilihat ternyata anak burung enggang juga MATI karena digenggam terlalu erat dalam kecepatan tinggi.
Peserta ketiga adalah putra bangsawan yang berwibawa mempunyai rambut lurus dan tegak. Peserta ini mempunyai kemahiran membuat angin putting beliung yang sangat terkendali. Mantra diucap puting beliung melesat menangkap anak burung enggang dan anak burung enggang diserahkan kepada baginda Raja ternyata karena anggin yang begitu kencang anak burung enggang pun MATI.
Dan seterusnya kesempatan terakhir Raden Simbang Gumay yang mempunyai kesaktian luar biasa, Raden Simbang Gumay kekar dan tinggi besar berotot kawat bertulas besi. Bergelar bujang betare, bujang betare terutus diwe. Kesaktiannya dapat memerintahkan hewan dan tumbuh-tumbuhan sesuai dengan ucapannye “genggaman iluk namenye” . Ucap tungguan dilepas diminta kayu nggeris rebah aku ndak ngambik anak burung enggang dalam keadaan hidup. Huuup kayu nggeris rebah dan anak burung enggang ditangkap teke sahangnye dan diserahkan pada paduka raje.
Dari tujuh orang peserta lomba 6 gugur, tinggal 1 orang raden yang berotot kawat bertulang besi Raden Simbang Gumay namenye. Raden diminta untuk memenuhi syarat kedue yaitu ngadekah sihih pinang beukuran besak. Persyaratan ini sungguh dide masuk akal yaitu diminta ngadekah pinang embak kulak dan sihih libae jebang. Raden bingung mbak mane carenye ngambik pinang embak kulak dan sihih libae jebang . Raden pergi masuk dan keluae hutan encakae permintaan itu, Raden juge lah putus asa dimane badahnye. Dalam keadaan bingung RSG tehingat dusun laman, beruyut gumay mak itu pule tehingat enggah laki kelawai Nage Berinsang Sakti.
Masih ingat Nage Berinsang Sakti siluman nage penguase dasar laut, laki kelawai titu. Raden menerawang mungkin saje di kerajaan dasar laut ade batan pengendak tu. Raden pergi bukan kehutan tapi ke laut, dalam pejalanan Raaden mehase letih die singgah ketelage minum dan behusap, ngape pule dang behusap kehis pesake kimpalan mekam Teluncuw, huuuup Raden nyelam nuruti kehis teluncuw. Raden tekanjat kehis pesake nuju kerajaan dasar laut, rupenye Putrid Renik Dabung ade disitu, putrid kelawai Raden. Putri betanye ngape Kakang ade disini?
Raden hindu enggah kelawainye lah lame dide betemu. Rupenye kerajaan dasar laut segale ade. Raden betanye kemane adik Nage Berinsang Sakti ngape dik tekinak? Die lagi beperang lawan nage laut merah. Sirap petang die mangke balik dari perang, begitu tekinak enggah lautan die peluk erat karne hindu. Nage Berinsang Sakti menceritekah enggah Raden tentang perang laut merah yang belangsung 3 tahun dik bekalahan. Kalu mak itu aku endak milu perang , Nage Berinsang sakti setuju, begitu senja keduanye berangkat Raden bepaut diculenye begitu betemu enggah nage laut merah bepuntallah itu, beahi-ahi bepuntal akhirnye sirap petang petarungan dihentikan dan dilanjutnya esok.
Begitu senje keduenye berangkat lagi, Raden bepaut dicule. Begitu tekinak enggak nage laut merah bepuntal lagi, kali ini Raden begitu ade kesempatan nikam mate nage laut merah enggah kehis kimpalan akhirnye nage laut merah mati. Karene semburan dahah nage mangkenye warne laut menjadi merah darah, itulah laut merah.
Berakhir perang laut merah Nage Berinsang Sakti dan Raden balik dengan suka cite. Perayaan kemenangan dilaksanakan rupenye disini syarat adat pertame menyuguhkan sihih pinang. Raden tekejut pinang embak kulak dan sihih libae jebang ade disini.
Raden Simbang Gumay berhasil embatak pinang embak kulak dan sihih libae jebang kemudian diserahkan enggah paduka raje untuk memenuhi syarat ke due. Besak nian ati Raden berhasil memenuhi syarat kedue. Sape pule Raden jeme berotot kawat bertulang besi. Kecik nian urusan katenye. Paduka raje ngumpulka jeme banyak untuk menyiapkan persyaratan ketige atau ye terakhir.
Paduka raje meminta Raden untuk menentukan dimane puteri raje ye alap tu, puteri raje ade disalah satu kelambu dimane terdapat 7 buah kelambu ye same, kalu Raden berhasil nunjuka kelambu yang berisi puteri raje make Raden berhak untuk diangkat jadi nantu raje tapi kalau salah mangke hukumannya dipancung enggah pedang landap.
Raden sangat bingung persyaratan ini same enggah bunuh diri karne 1/7 keselamatan sedangkan 6/7 kematian, Cuma Raden tehingat pesan ratu kebalik’an : kalu tetekut tekedan bingung mintala bantuan enggah ninik puyang ye ade dihutan (harimau siluman) cirinye kumbang ade cule putih didagunye. Begitu die tehingat enggah ninik ye ade dihutan datangla jelmaannye seekor kucing kumbang katenye ikutla aku. RSG dide pikir panjang lagi die ngikut kucing kumbang ye melintas dikelambu no 7. Huuuuup ini die.
Ribang kemambang jadinye, alangkah bahagia ati RSG dapat mempersunting putri raja yang cantik jelita. Persipan pesta rakyat diperintahkan selama 7 hari 7 malam dengan mengundang kerajaan tetangga.




==== Bio Data penulis, Drs. Yamari Gumay, lahir di Gruagung Gumay Ulu pada tanggal 18 Agustus 1952. Pejadi Lanang/Bapang Dunil bin Resalif asal Dusun Gruagung Gumay Ulu lahir tahun 1926. Pejadi Betine/Endung Saidah (alm) binti Senarif asal dusun Datae gerinde Gumay Ulu lahir tahun 1928. Pendidikan; SR tahun 1960 – 1965 di simpang periuk Lubuk Linggau tamat dan lulus; SMPN 1 Palembang 1965/1966 – 1999 lulus; SMEA Negeri 1 Palembang 1969 -1972; STIA Bengkulu 1992; Pelatihan; Public Health Policy di Jakarta; Human Resources Health Development di Jogjakarta; Training of Trainer (TOT)GKM di Jakara; Seminar dan 30 pelatihan lainnya. Penjenjangan: SEPADA tahun 1991 di Bandar Lampung; ADUM tahun 1993 di Palembang; SEPAMA tahun 1994 di Bengkulu.
Riwayat jabatan/karier; 1973 – 19976 Staf Direktorat Binkesmas Ikes Bengkulu; 1976 – 1993 Staf Kanwil Depkes di Bengkulu; 1993 – 2001 Kepala Su Bagian tata Usaha Bapelkes Bengkulu; 2001 – 2004 Kepala Sub bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Prop.Bengkulu; 2004 – 2006 Kepala Bagian tata Usaha Dinas Kesehatan Kab.Kepahiang; 18/01/2006 – sekarang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang Propinsi Bengkulu.=====

Cerita Rakyat TUE DIK NUE JEME GUMAY

Saudara yang budiman, cerita ini menunjukkan nilai minus (-) tetapi sebenarnya membimbing kita pada nilai plus (+), kisah ini terjadi pada kekerabatan keturunan ke XII dan ke XIII beruyut Gumay. Ada anggapan bahwa yang Tua belum tentu dapat dituakan atau dengan kata lain anak yang tertua belum tentu dapat memimpin.
Hal ini terjadi karena rata-rata anak tertua tidak mempunyai kecakapan dan atau tidak mempunyai sifat kepemimpinan. Dapat kita cermati dari dulu sampai dengan sekarang (anak Tue dik pacak ngipat ngepu beruyut Gumay). Untuk itu phenomena dapat saya ceritakan;
Pada jaman dahulu kala Puyang Remanjang Sakti (RS) keturunan XII mempunyai anak dua orang yaitu Puyang Yal Bingkuk dan Puyang Muke Ahahan keturunan ke XIII menjadi penguase Kute Lubuk Sepang, Kute Lubuk Sepang berada di pinggir Sungai Lematang tidak begitu jauh dengan kota Lahat sekarang.
Pada suatu ketika Saudara Puyang Remanjang Sakti yaitu Puyang PANJANG yang menududuki kute Pandan Enim mempuyai Hajat (Pesta rakyat), untuk melaksanakan hajat ini puyang Panjang mengumpulkan adik beradik termasuk kerabat terdekat. Puyang Panjang adalah Putra tertua dari 10 bersaudara.
Masih jauh hari Puyang Panjang besuare ngumpulkah adiksanak terutame ye Jauh-jauh yaitu Puyang Limparan di Pine Manna, Puyang Endang di Muara Langkap, Puyang Remindang di Tangge Rase Lintang Kanan, Puyang Limpar di Lubuk Tue Musi Ulu, Puyang Suridendam di Niursayak Ogan Ulu, Puyang Parimate di Puntang Mehapi.
Puyang Remuntu di Rambang Tangai, Puyang Untu di Rambang Niru dan Puyang Remanjang Sakti di Lubuk Sepang. Berkenaan dengan hajat besar ini puyang sepuluh behading berembuk untuk memikul tanggung jawab sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Seminggu sebelum jadinye persiapan dimatangkan karena mengundang jeme banyak. Masing-masing dingbehading ngadekah hewan ternak (sapi, kerbau, kambing) demikian juga gemuk manis dikumpulkah (Beras, beras ketan, gule enau/aren) mak itu pule gotong royong bemasak lemang.
Puyang Remanjang Sakti kebetulan berhalangan hadir, Cuma die ngutus dua orang anaknya yaitu Puyang Yal Bingkuk dan Puyang Muke Ahahan. Sewaktu mau berangkat dua saudara ini betanye enggah Bapang’e “ SAPE KAMI DUE NI YE TUE” jawab bapangnye nanti kalu lah balik Nungguk’i dengah Sanak ku sedekah mangke ku jelaskan.
Puyang Yal Bingkuk dan Muke Ahahan berangkat nungguk’i Bapang Tue Sedekah injik anjam besatu, karena lah lame dide betemu. Seluruh adiksanak ye ade di Pandan enim ikut pule injik anjam, pantauwan dik beabis. Ringkih nian kaguan bapang Tue ni segale kesenian ditampilkah (Tadut, Rejung, Pantun saut sautan, kuntauw…).
Pagi ahinye masing-masing kah ngelipat, acara pamitan bekerung duduk tertib. Giliran Puyang Yal Bingkuk dan Muke Ahahan pamitan pule, Kaba batak tine kate Bapang Tue; Yal Bingkuk dienjuk balung kebau Pukang Depan sementare Muke Ahahan di enjuk Pukang Belakang, keduenye berangkat.
Pejalanan jauh dari Pandan Enim ke Kute Lubuk Sepang, dide tehase ahi la petang karena ndak cepat sampai, cuka kudai ngunekah “lahi anjing bertih” huuuf sampai, sebelum sampai ke perarinan humah Puyang Yal Bingkuk ngumung ngah adingnye, kite tukaran kudai.Pukang Depan di Batak Li Puyang Muke Ahahan sementare pukang.
Sementare pukang belakang dibatak li Puyang Yal Bingkuk. alasannye behat ige kalu ading mbatak pukang belakang, keduenya akur. Sampai di humah kihiman sandi Pandan Enim di serahkah ngah pejadi. Diceritekah gale tuape ye tejadi waktu kaguk’an bapang tue tadi, adik sanak kumpul, undangan rame (kate jeme Tuah Kagu’an namenye tt
Segale cerite la disampaikah ngah pejadi, keduenye nanyekah sape kami ni ye Tue? Kate pejadi kah kujawab pagi. Pagi ahinye ngadap lagi ngah pejadi , nah perhatikan la mane ye ngusung Pukang Depan itulah ye Tue, …Puyang Yal Bingkuk marah ngah pejadinye, YE TUE KAN AKU? Au aku kinak ye mbatak pukang Tepan Muke Ahahan berarti dila YE TUE.
Puyang Yal Bingkuk kecewe ngah bapangnye, die ye tue ternyate dik Nue gara-gara tukaran mbatak pukang Depan. Itulah mangke Puyang kite ni bename/bejuluk “NGENTIAL BINGKUK”. Pagi di ahinye Puyang Yal Bingkuk masih Protes ape dik tau kebau ni bejalan mundur (Pukang Belakang ade didepan).
Kebau ditarik ikuknye oleh Puyang Yal Bingkuk dari Kute Lubuk Sepang ke MEKAM gumay ulu. Naaaah pacak kan Pukang belakang ade didepan. Sejak itulah Puyang Yal Bingkuk menetap di Mekam. Beruyut Yal Bingkuk semule menetap di Mekam dan biak haye menyebar ke Gru Agung, Lubuk Sele, Datae grinde, Tinggi Hari, Tanjung Raja, Simpow dll.
Dan mbak ini ahi Dusun Tue lah ditinggalkah ngalih ke Tinggi Hari, Lb Sele, Tanjung Raja dan Simpur serta tesebar di Pagar Alam (Lawang Agung, Muara Jauh, Stupe,Jarai, Remantai), Kikim, Muara Due, Siring Agung Lb Linggau n seterusnye..; Pengade Yal Bingkuk dgn hitungan matematis ye ade mbak ini +/- = 7.629.394 orang dgn asumsi 15 jenjang x 5 = Q x (5% masih hidup).
Kisah Tue Dik Nue Gumay kl dicermati dimulai dr diwe Gumay dan Semidang, ye Tue Semidang tapi ye ditukah Gumay, lalu Puyang 10 behading, Ye tue adelah Puyang PANJANG di Pandan Enim, sementare ye dituekah adelah Remanjang Sakti. Embak itu pule anak Muke Ahahan Ye ditue kah adelah Bile Raje di Endikat, bukan Bile Pantas ataupun Bile Bujang.
Tue Dik Nue Gumay sepertinye sudah menjadi suatu karakter Gumay, hal ini kita cermati di Keluarga kite mak ini ahi, kalupun ade kelirunye atau menyimpang dari biasenye mangke itu namenye MECAH BAKE. Kalau benar karakter kita seperti ini, maka harapan kita adalah bagaimana anak cucu kita menjadi Pemimpin yang totalitas, tidak tergantung pada seseorang saja.--TAMAT--
Penulis adelah keturunan ke XXVIII dari Diwe Gumay (Dide Putus Jurai*)Raden Simbang Gumay-> Remanjang Sakti-> Yal Bingkuk->Krie Sendan->Krie Peniun->Siak Enggelur->Siak Suci->Lebi->Kermendane->Meripat lanang->Jenaji->Satam->Arab->Resalif->Dunil->Yamari Gumay
*)Pathernalistik

Minggu, 10 Oktober 2010